Wednesday, May 1, 2013

Amsal 3


Berkat Hikmat
Bapa mendorong anak untuk mengejar didikannya, ketika ia menguasainya, tidak diperbolehkan untuk meninggalkannya. Jika anak melaksanakannya, ia akan menemukan upah yang besar, dalam artian kesehatan, keamanan, dan kekayaan. Terdapat kesulitan dalam mengetahui bahwa ketika mengalami penderitaan adalah untuk mengajari kita atau ada hal lain di belakangnya. Penulis Amsal sangat sadar bahwa melalui penderitaan seringkali membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
 
Amsal 3:1 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,

Bagian ini dimulai dengan seruan kepada anak untuk memperhatikan ajaran dan perintah bapanya. Kita telah membicarakan pentingnya ajaran dan perintah bapa . Apa yang menjadi sumber ajaran maupun perintah bapa? Apakah berbeda dari hukum yang ada pada "Pentateuk" ? Anggapan kita bahwa ajaran maupun perintah yang bapa inginkan supaya anak menaatinya berasal dari pengajaran orang tua yang bergantung pada hukum pentateuk. Hukum-hukum ini tidak boleh dilupakan, dalam arti lain mengingatnya, dan mengingat segala sesuatu dari PL berarti lebih dari pada sekedar ingatan secara sadar. Mengingat, atau tidak melupakan berarti juga menaati. Ketaatan anak lebih dari masalah yang dangkal seperti pada ayat di atas kolom kedua, di mana di hatinyalah berdiri inti kepribadiannya yang melindungi perintah. Melindungi berarti mengamati perintah-perintah yang telah tertanam dalam hati anak.


Amsal 3:2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.

Motivasi atas ketaatan dapat dalam bentuk upah / hadiah. Menaati perintah akan menyebabkan umur yang panjang. Perintah-perintah tersebut adalah bagian kecil pedoman hidup yang sehat. Semua hal akan seimbang, bagi orang-orang yang mengikuti jalan hidup Tuhan seperti yang diajarkan oleh bapa yang bijak akan hidup lebih lama daripada orang-orang yang berlagak mengikutinya. Namun hal ini lebih dari sekedar umur panjang yang diperlihatkan di sini. Hidup yang panjang dengan penuh penderitaan atau perjuangan bukanlah sesuatu hal yang menjadi upah. Bapa menambahkan kualifikasi bahwa hidup yang panjang dari anak yang taat akan dicirikan dengan "damai". Damai berarti lebih dari sekadar ketiadaan perjuangan; tetapi menunjuk kepada keadaan hidup yang berharga dan penuh arti.

Amsal 3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
Ayat ini merujuk kepada peringatan. Bapa terus menuntut untuk hidup dengan kasih dan setia. Ia meminta anak mengikat kasih dan setia pada lehernya dan menuliskannya pada loh hatinya. Mungkin pada leher disebutkan di sini karena ketidaktaatan dapat digambarkan sebagai leher yang keras. Loh hati adalah ungkapan hukum yang menunjuk kepada internalisasi perintah Tuhan dalam hidup, jadi bukan hanya tindakan namun juga motivasi yang suci.

Amsal 3:4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.

Ayat ini dapat dimengerti sebagai konsekuensi ketaatan. Sebagai upah ketaatan, Tuhan dan manusia akan menghormati orang yang mendapat kasih dan penghargaan. Orang-orang tersebut akan dihormati dan dicari atas hikmat mereka.

Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Lagi-lagi bapa memperingatkan anak untuk percaya kepada TUHAN. Percaya kepada TUHAN menyatakan bahwa orang tidak akan  mempercayai kemampuannya sendiri. Orang yang memiliki pengertian yang kurang akan terbuka terhadap kekuatan dan hikmat Tuhan, yaitu panduan hidup yang lebih baik. Jika orang tahu Tuhan ada dalam jalannya, orang itu akan tentunya adalah orang yang benar, dan Ia akan menjaga orang itu agar tetap di jalan yang lurus.

Amsal 3:7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
Dengan kata lain anak tidak diperbolehkan bergantung pada pengertiannya sendiri. Jika ia berpikir bahwa ia bijak, maka ia akan mencoba melakukan segala hal dengan dengan kemampuannya sendiri, yang mana tidak akan cukup. Kebalikan dari hal itu adalah takut akan Tuhan yang akan mengembalikan anak pada pandangan yang benar dan secara alami akan menjauhi kejahatan.
Amsal 3:8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
Jika orang-orang takut akan Tuhan, menghindari kejahatan, dan tidak menganggap diri bijak, maka mereka akan disembuhkan dan disegarkan. Namun ini bukanlah janji tetapi adalah kebenaran, segala sesuatu saling menyeimbangkan. Hal ini akan menciptakan dorongan untuk melakukan hal yang benar.  
Amsal 3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,

Orang dapat menunjukkan bahwa mereka mempunyai kelakuan yang benar terhadap TUHAN, dalam mempercayai dan takut kepada-Nya, jika mereka bersedia memberikan bagian dari kekayaan mereka.
Amsal 3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
Akibat dari menaati peringatan pada ayat 9 akan membuahkan upah pada ayat 10. Kita harus mencatat bahwa proses bertambahnya kekayaan tidaklah secara eksplisit, namun kita harus menyadari bahwa Tuhanlah di belakang kelimpahan itu.

Amsal 3:11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Bapa mengakhiri dengan peringatan terakhir untuk tidak menolak peringatan TUHAN. Orang bijak ingin memperbaiki pikiran dan tindakan mereka yang salah, hanya orang bodoh yang menolaknya. Di sini bapa bertindak sebagai orang bijak dan menyampaikan didikan Tuhan. 
Amsal 3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Tuhan ingin agar orang-orang-Nya tidak terus berkelakuan dan bersikap yang merusak diri sendiri. Seperti seorang bapa yang hadir memperlakukan anaknya dengan baik. Ajaran, walaupun menyakitkan juga dapat dilihat sebagai perlakuan yang baik, tanda anugerah.

No comments:

Post a Comment